Minggu, 14 Desember 2008

Media Ownership dan Control


Hal mendasar yang harus dipahami dari struktur media adalah pertanyaan mengenai kepemilikan dan bagaimana kekuasaan dari pemilik digunakan. Pendapat yang mengatakan bahwa pemiliklah yang akhirnya menentukan sifat dari media tidak hanya Marxist teori namun sebenarnya aksiom pemikiran yang sama juga disimpulkan dalam Altschull (1984), hukum kedua dari jurnalis : “Isi dari media selalu merefleksikan kepentingan dari orang-orang yang membiayai media”. Tidak heran , ada beberapa bentuk yang berbeda dari kepemilikan media yang berbeda, dan bagaimana kekuasaan dari pemilik digunakan dengan cara yang berbeda pula.

Termasuk di dalam pernyataan Altshull, bahwa tidak hanya kepemilikan yang diperhitungkan, ada pertanyaan yang lebih meluas mengenai siapa yang sebenarnya membeli produk dari media. Walaupun ada media yang pemiliknya membayar secara personal untuk memperoleh hak istimewa dalam mempengaruhi isi, kebanyakan media hanya menginginkan untung dan kebanyakan media dibiayai dari sumber yang berbeda. Disini termasuk jangkauan dari private investor (diantara perusahaan media mereka), advertisers, consumers, publik yang beraneka macam, para pembeli subsidi, dan pemerintah. Hal ini membuat garis dari pengaruh dari pemilik seringkali tidak langsung dan kompleks – dan ini jarang sekali hanya berupa satu garis dari pengaruh.


Kebanyakan dari media mengacu kepada satu dari tiga kategori dari kepemilikan ; perusahaan commercial, badan usaha publik non-profit, dan public sector. Walaupun begitu , setiap kategori dari ketiganya adalah bagian yang penting. Untuk kepemilikan media ini akan menjadi sangat relevan apakah perusahaan adalah umum atau private, rangkaian media yang luas atau konglomerat, atau kecil yang berdiri sendiri. Inilah yang juga menjadi masalah apa tidak , perusahaan media dimiliki oleh media tycoon atau mogul, yang dilambangkan sebagai seseorang yang ingin menggunakan kepentingan pribadi dalam kebijakan editorial (Turnstall dan Palmer,1991) Badan usaha non-profit dapat dipercaya netral, dibentuk untuk melindungi kebebasan dalam beroperasi atau badan-badan usaha dengan dengan budaya yang spesial atau untuk kepentingan sosial semacam partai-partai politik, masjid , dan lainnya.
Kepemilikan publik juga datang dengan bentuk yang beraneka ragam, menjangkau secara langsung administrasi untuk memperluas dan mebuat beraneka ragam konstruksi untukk memaksimalkan kebebasan pengambilan keputusan mengenai isi.

The Effecs of Ownership
Untuk komunikasi massa, permasalahan utama adalah selalu berkaitan dengan keputusan akhir untuk mempublikasikan. Teori liberal berasumsi bahwa kepemilikan media secara efektif harus terpisah dari kontrol dan editorial decisions. Keputusan yang lebih besar mengenai sumber daya, strategi bisnis, dan kesukaan dapat diambil oleh pemilik atau para pemegang saham, sedangkan editor dan pengambil keputusan yang lain dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan yang profesional mengenai isi media berdasarkan keahlian mereka. Dalam beberapa situasi dan di beberapa negara ada lembaga penengah yang sudah ditetapkan (semacam UU editorial) yang dibuat untuk menjaga integritas dari kebijakan editorial dan kebebasan jurnalis. Sebaliknya, professionalism, kode etik, public reputation (sejak media selalu dalam pengawasan publik), dan common sense mengharuskan untuk memperhatikan permasalahan yang tampak dan tidak pantas untuk dipegaruhi oleh pemilik.

Eksistensi dari check and balance tidak dapat, walaupun begitu, mengaburkan beberapa fakta kehidupan operasi media. Salah satunya adalah fakta bahwa, commercial media , harus menghasilkan keuntungan untuk tetap dapat bertahan hidup, dan hal ini sering melibatkan pengambilan keputusan yang langsung mempengaruhi isi (seperti menghemat biaya, tutup, penggantian staf, selidiki atau tidak, dan operasi gabungan). Pada dasarnya pemilik media tidak akan jauh dari pemikiran ekonomi yang berimbang. Ini juga merupakan fakta bahwa kebanyakan private media memiliki kepentingan pribadi yang tetap dalam sistem kapitalis dan cenderung memberikan dukungan yang nyata kepada partai politik defenders-conservative. Besar sekali dukungan koran-koran di Amerika memuat berita calon presiden dari partai Republik selama bertahun-tahun (Gaziano 1989), dan fenomena yang serupa juga terjadi di beberapa negara di Eropa, mungkin merupakan akibat dari perubahan dan kebijakan alami yang mungkin tidak sama.
Banyak cara nyata yang sedikit banyak sama dalam kecenderungan yang berlaku, tidak lain adalah tekanan dari para pengiklan. Media yang dimiliki oleh publik (public sector ) berpikiran netral dan seimbang terhadap tekanan semacam ini. Teori Kebijakan Liberal Konvesional menyatakan bahwa cara terbaik atau satu-satunya jalan keluar dari permasalahan semacam ini adalah terletak pada keberagaman dari kepemilikan pribadi. Situasi ideal bila salah satu perusahaan baik kecil atau menengah berkompetisi dengan yang lain untuk menarik perhatian publik dengan menawarkan secara luas ide-ide, informasi dan berbagai tipe budaya. Kekuatan yang dimiliki oleh para pemilik media tidak seburuk kelihatan namun dapat menjadi buruk bila konsentrasi dan penggunaannya secara selektif untuk membatasi atau mencegah akses. Posisi ini cenderung merendahkan tekanan fundamental diantara ukuran kriteria pasaar, keuntungan , dan kriteria kualitas dan pengaruh. Mereka tidak akan mudah untuk saling dipertemukan. Perhatian utama dari isi terpusat pada debat teoritikal

Kesimpulan dari Media Ownership dan Control
Bentuk Utama dari kepemilikan terdiri dari : Commercial firms, Nonprofit Body, Public Control
Kebebasan dalam press mendukung kebebasan pemilik dalam menentukan isi berita Bentuk dari kepemilikan memiliki pengaruh kepada isi berita Kepemilikan yang beraneka ragam dan kompetisi yang bebas adalah cara terbaik Ada check and Balance didalam sistem, yang bertujuan membatasi

Competition and Concentration
Didalam teori dari struktur media, perhatian utama diarahkan kepada pertanyaan mengenai keseragaman dan perbedaan. Kebanyakan teori sosial menaruh perhatian pada kepentingan publik sebagai nilai dari perbedaan, dan selalu ada dimensi ekonomi yang mengikutsertakan monopoli melawan kompetisi. Kompetisi yang bebas, perlu dicatat seharusnya mengarahkan keberagaman dan untuk mengganti struktur dari media, walaupun sebagai kritikan sebaliknya bahkan memungkinkan lahirnya monopoli atau paling tidak oligopoli (hal yang tidak diinginkan dalam ekonomi sama halnya dalam dasar sosial) (Lacy dan Martin 2004). Media secara ekonomis menjadi perhatian, ada tiga aspek utama yang menjadi pertanyaan. Intermedia competition, intramedium competition, dan interfirm competition. Intermedia competition, utamanya sangat bergantung apakah produk media dapat saling digantikan satu dengan yang lainnya (Contohnya news di internet untuk news di televisi atau di surat kabar) dan pada apakah iklan dapat digantikan dari medium yang satu ke yang lainnya. Kedua pergantian itu sangat dimungkinkan, namun keduanya terjadi pada saat-saat tertentu. Selalu saja ada tempat bagi medium khusus yang memiliki kelebihan (Dimmick dan Rothenbuhler, 1984). Semua tipe dari media terlihat dapat memberikan beberapa keuntungan khusus kepada para pemasang iklan meliputi : bentuk pesan, durasi, tipe dari audiens, konteks penerimaan dll. (Picard, 1989)

Horizontal versus Vertical Concentration
Secara umum, dikarenakan satuan/unit dari sektor medium yang sama cenderung lebih mudah untuk digantikan dibandingkan between media, fokus perhatian sering diarahkan kepada kompetisi diantara intramedium. Contoh : satu surat kabar dengan yang lain dalam segmen pasar yang sama, sama secara geografis, atau sama berdasarkan kategori lain. Ini dimana konsentrasi memiliki banyak kecenderungan mengembangkan sektor medium yang sama (ini juga merupakan sebagai bagian dari akibat kebijakan publik yang membatasi cross-media monopoly).

Secara umum pemusatan media dibagi berdasarkan horizontal dan vertikal. Konsentrasi vertikal mengacu kepada pola kepemilikan yang merupakan perluasan terusan dari tingkatan yang berbeda dari produksi dan distribusi (sebagai contoh : pemiliki studio film juga memiliki sebuah bioskop) atau secara geografi (dapat dikatakan apabila salah satu perusahaan media nasional membeli surat kabar lokal didaerah). Konsentrasi horizontal mengacu kepada Merger didalam pasar yang sama (sebagai contoh , dua surat kabar yang bersaing atau dua perusahaan tepon dan kabel). Kedua proses ininsering terjadi dalam skala yang besar di beberapa negara, walaupun efeknya telah dimodifikasi dengan terus memilih intermedia dan perkembangan dari media-media baru. Keberagaman sering dilindungi oleh kebijakan publik dalam melawan cross-media ownership (media yang berbeda dioperasikan oleh perusahaan yang sama, terutama sama secara geografis dan pasarnnya). Media juga dapat terlibat dalam konsentrasi horizontal melalui mergernya perusahaan dari industri yang berbeda, dengan begitu surat kabar atau televisi dapat dimiliki oleh perusahaan non media. Ini tidak akan secara langsung mengurangi keberagaman media namun dapat menambah kekuasaan media massa dan memiliki implikasi yang luas buat dunia iklan.

Other Types of Concentration Effect
Hal lain yang relevan dengan pembagian berdasarkan tipe concentration (De Ridder, 1984), sangat berkaitan erat dengan pada tingkatan mana media muncul. De Ridder membagi antara publisher/concern (ownership), editorial dan tingkat audience. Yang pertama mengacu pada meningkatnya kekuasaan dari pemilik (contohnya : perkembangan dari rentetan yang meluas dari surat kabar yang terpisah seperti yang terjadi di Amerika dan Kanda) atau stasiun televisi (seperti yang terjadi di Itali setelah deregulasi). Hal seperti ini membuat perusahaan media tetap bebas secara editorial (sejauh keputusan mengenai isi yang menjadi pusat perhatian), walaupun rasionalisasi dalam bisnis dan organisasi sering diarahkan kepada pembagian tugas khusus dan mengurangi perbedaan diantara mereka. Di kasus tertentu, ada pertanyaan terpisah mengenai apakah editorial concentration sebagai ukuran dari jumlah hak independen, meningkat atau berkurang sejalan dengan konsentrasi terhadap publisher. Derajat kebebasan editorial adalah hal yang sulit untuk ditaksir/diperkirakan.

Isu ketiga adalah tentang audience concentration – yang mengacu kepada konsentrasi pada audience market share, yang mana memerlukan penilaian/penaksiran secara terpisah. Perubahan yang relatif kecil dalam kepemilikan dapat menyebabkan peningkatan yang luar biasa audience concentration (dalam konteks proporsi/bagian dikontrol oleh publishing group). Banyak judul berita di harian surat kabar independen tidak memiliki batasan sendiri tentang kekuasaan media atau menjamin banyak pilihan nyata jika kebanyakan audiens konsentrasi pada satu atau dua judul, atau yang disediakan 1 atau 2 perusahaan. Kondisi dari sistem sangat tidak beraneka ragam dalam kasus itu. Alasan untuk memperhatikan masalah ini sangat terkait dengan 2 poin itu.

Degree of concentration
Derajad dari pemusatan media biasanya diukur melalui tingkat perusahaan besar dalam mengontrol produksi, karyawan, distribusi, dan audien, walaupun tidak ada batasan dari pernyataan yang menyatakan bahwa dejarat sangat tak diinginkan, berdasarkan Hukum Picard mengenai thumb threshold of acceptability, dimana empat besar dalam industri mengontrol lebih dari 50 % atau delapan perusahaan top lebih dari 70 %. Ada beberapa media yang menjadi contoh dari terlampauinya atau mendekati treshold itu. Seperti halnya daily newspaper press di Amerika, daily newspaper press di inggris, Jepang dan Perancis, televisi di Itali.

Situasi dari concentration dapat diubah dari perfect competition menjadi complete monopoly, dengan berbagai macam kadar diantaranya. Media yang berbeda menempati tempat yang berbeda juga dalam kesatuan ini, dengan berbagai macam alasan.

Perpect Competition sangat jarang, namun tingkat persaingan yang tinggi telah terjadi dibeberapa negara melalui penerbitan buku dan majalah. Televisi dan surat kabar nasional umumnya merupakan pasar yang oligopoli, dimana monopoli yang sebenarnya sekarang sudah sangat jarang. Salah satu contoh kasus yang luar biasa dari natural monopoly contohnya dalam cable dan telecommunication. Sebuah natural monopoly dimana konsumen dilayani dengan baik, dalam hal biaya dan efisiensi, dengan adanya suplier tunggal. Kebanyakan dari monopoli semacam itu dihapuskan oleh gelombang privatisasi dan deregulasi dalam telekomunikasi.
Alasan peningkatan aktivitas pemusatan media dan integrasi sama halnya dengan bidang bisnis lainnya, terutama pencarian dari skala ekonomi dan kekuatan yang besar dari pasar. Dalam kasus media, hal ini sangat terkait dengan keuntungan melakukan integrasi vertikal sejak keuntungan lebih banyak dihasilkan dari distribusi dibandingkan dengan produksi. Ada juga dorongan bagi perusahaan media agar media belajar mempertahankan cash flow seperti halnya dilakukan oleh televisi konvesional dan surat kabar harian.

Keuntungan semakin meningkat dengan adanya sharing services dan memungkinkan untuk berhubungan dengan sistem distribusi yang berbeda dan pasar yang berbeda. Ini yang disebut dengan sinergi

Policy Issues Arising
Tren mengarah ke pemusatan media yang lebih besar lagi, bersifat nasional dan internasional, mengakibatkan berkembangnya tiga jenis isu dari kebijakan publik. Salah satunya adalah yang berhubungan dengan pricing, kemudian yang behubungan dengan product, dan yang ketiga yang berhubungan dengan posisi dari kompetitor. Isu utama mengenai pricing berkaitan dengan perlindungan terhadap konsumen, sejak adanya monopoli, kekuatan dari provider menentukan harga.

Isu utama mengenai produk berkaitan dengan monopoli pelayanan isi dari media, terutama mengenai kualitas yang memadai dan pilihan, baik bagi konsumen dan bagi media itu sendiri.
Isu ketika fokus pada kompetitor, mengacu pada menggerakan kompetitor sebagai hasil dari gambaran ekonomi, mengambil kesempatan di dalam pasar iklan yang mencakup populasi yang padat, atau menggunakan kekuatan finansial untuk digunakan dalam kompetisi yang membinasakan/menghabiskan harta benda.

Untuk semua alasan yang diberikan, pasti ada penelitian yang diarahkan pada konsekuensi dari concentration (baik itu baik atau buruk), terutama untuk sektor surat kabar, dimana concentration disektor ini yang paling besar. Hasil dari penelitian ini disimpulkan secara tidak menyakinkan, sebagian disebabkan oleh kompleksitas melalui untuk fakta dari concentration biasanya hanya satu aspek dari situasi pasar yang dinamik. Perhatian utama telah fokus kepada konsekuensi untuk isi, dengan referensi khusus terpenuhinya local news dan informasi, penampilan dari fungsi politik dan pembentukan opini dari media, tingkat akses untuk suara yang berbeda, dan tingkatan dan jenis pilihan dan keanekaragaman. Sementara itu berdasarkan definisi, concentration media selalu mengurangi pilihan dibeberapa hal, ini memungkinkan keuntungan monopoli dapat dapat dikembalikan kepada konsuen atau komunitas dalam bentuk media yang lebih baik. Keuntungannya juga dapat disalurkan kepada shareholders.