Sebagaimana yang telah dibahas pada chapter 1 little John Edisi 7 bahwa Craig telah membagi bidang kajian dalam tradisi Ilmu komunikasi menjadi tujuh bagian yaitu : (1) Tradisi Semiotika (2) Tradisi Fenomonologi (3) Cybernetic (4)sosialpsicholigical (5) Budaya Sosial (6) aliran kritis dan (7) retorika.
Dari semua bidang kajian dari ilmu komunikasi yang disebutkan di atas saling terpaut antara satu dengan yang lainnya । untuk itu ada baiknya penulis mebahas satu persatu dari 7 tradisi dalam bidang kajian ilmu komunikasi yang tersebut di atas :
1. TRADISI SEMIOTIKA
A. Apa Itu Semiotika
Semiotika adalah ilmu tentang tanda। Gambar atau simbol adalah bahasa
rupa yang bisa memiliki banyak makna. Suatu gambar bisa memiliki makna tertentu bagi sekelompok orang tertentu, namun bisa juga
tidak berarti apa-apa bagi kelompok yang lain. language”. Bahasa dalam hal ini dibaca sebagai “teks” atau “tanda”. Dalam konteks ini “tanda” memegang peranan sangat penting dalam kehidupan umat manusia Tandatanda yang bersifat verbal adalah obyek-obyek yang dilukiskan, seperti obyek manusia binatang, alam, imajinasi atau hal-hal lain yang bersifat abstrak lainnya टांडा terdapat dimana-mana : ‘kata’ adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera dan sebagainya। Struktur karya sastra, struktur film, bangunan (arsitektur) atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda. Charles Sanders Peirce menegaskan bahwa manusia hanya dapat berfikir dengan sarana tanda. Tanpa tanda manusia tidak dapat berkomunikasi.
A. Apa Itu Semiotika
Semiotika adalah ilmu tentang tanda। Gambar atau simbol adalah bahasa
rupa yang bisa memiliki banyak makna. Suatu gambar bisa memiliki makna tertentu bagi sekelompok orang tertentu, namun bisa juga
tidak berarti apa-apa bagi kelompok yang lain. language”. Bahasa dalam hal ini dibaca sebagai “teks” atau “tanda”. Dalam konteks ini “tanda” memegang peranan sangat penting dalam kehidupan umat manusia Tandatanda yang bersifat verbal adalah obyek-obyek yang dilukiskan, seperti obyek manusia binatang, alam, imajinasi atau hal-hal lain yang bersifat abstrak lainnya टांडा terdapat dimana-mana : ‘kata’ adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera dan sebagainya। Struktur karya sastra, struktur film, bangunan (arsitektur) atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda. Charles Sanders Peirce menegaskan bahwa manusia hanya dapat berfikir dengan sarana tanda. Tanpa tanda manusia tidak dapat berkomunikasi.
बीDasar Pemikiran Tradisi Semiotika
Jadi terdapat banyak teori komunikasi yang berangkat dari pembahasan seputar simbol. Keberadaan simbol menjadi penting dalam menjelaskan fenomena komunikasi.Simbol merupakan produk budaya suatu masyarakat untuk mengungkapkan ide-ide, makna, dan nilai-nilai yang ada pada diri mereka. Mengkaji aspek ini merupakan aspek yang penting dalam memahami komunikasi.
Diantara sekian banyak pakar tentang semiotika ada dua orang yaitu Charles Sanders Peirce dan Ferdinand de Saussure yang dapat dianggap sebagai pemuka-pemuka semiotika modern Kedua tokoh inilah yang memunculkan dua aliran utama semiotika modern
C.. Varian Dalam Tradisi Semiotika
Semiotika dapat dibagi menajdi 3 area kajian yaitu semantic (bahasa), Sintagmatic dan paradigmatic.
C.a. Semantic (bahasa) merujuk pada bagaimana hubungan antara tanda
dengan objeknya atau tentang keberadaan dari tanda itu sendiri. Semantic terbagi kepada dua hal yaitu hal tentang apa yang dipikirkan dan hal tentang tanda itu sendiri. Dan mengkorelasikan kedua hal tersebut. Kapan saja ketika muncul pertanyaan dari kita untuk apa tanda itu ada ? kita berada adalah bagian dari dunia kata . sebagai contoh dalam kamus dia menginformasikan kita tentang apa arti dari kata itu atau apa yang dimaksud. Teori ini merupakan pendekatan kaum semiotika ini hanya memperhatikan tanda-tanda yang disertai maksud (signal) yang digunakan dengan sadar oleh mereka yang mengirimkannya (si pengirim) dan mereka yang menerimanya (si penerima). Para ahli semiotika ini tidak berpegang pada makna primer (denotasi) tanda yang disampaikan, melainkan berusaha untuk mendapatkan makna sekunder (konotasi).
Diantara sekian banyak pakar tentang semiotika ada dua orang yaitu Charles Sanders Peirce dan Ferdinand de Saussure yang dapat dianggap sebagai pemuka-pemuka semiotika modern Kedua tokoh inilah yang memunculkan dua aliran utama semiotika modern
C.. Varian Dalam Tradisi Semiotika
Semiotika dapat dibagi menajdi 3 area kajian yaitu semantic (bahasa), Sintagmatic dan paradigmatic.
C.a. Semantic (bahasa) merujuk pada bagaimana hubungan antara tanda
dengan objeknya atau tentang keberadaan dari tanda itu sendiri. Semantic terbagi kepada dua hal yaitu hal tentang apa yang dipikirkan dan hal tentang tanda itu sendiri. Dan mengkorelasikan kedua hal tersebut. Kapan saja ketika muncul pertanyaan dari kita untuk apa tanda itu ada ? kita berada adalah bagian dari dunia kata . sebagai contoh dalam kamus dia menginformasikan kita tentang apa arti dari kata itu atau apa yang dimaksud. Teori ini merupakan pendekatan kaum semiotika ini hanya memperhatikan tanda-tanda yang disertai maksud (signal) yang digunakan dengan sadar oleh mereka yang mengirimkannya (si pengirim) dan mereka yang menerimanya (si penerima). Para ahli semiotika ini tidak berpegang pada makna primer (denotasi) tanda yang disampaikan, melainkan berusaha untuk mendapatkan makna sekunder (konotasi).
C.b. sintagmatic
atau kajian tentang hubungan antar tanda . tanda hampir tidak dapat berdiri sendiri. Dia selalu menjadi bagian dari system yang lebih besar. Tanda seperti itu biasanya lebih dikenal sebagai kode. Sebuah kode di organisir berdasarkan aturan , jadi tanda yang berbeda dapat menghasilkan pemikiran yang berbeda pula dan tanda bisa saja diletakkan hanya pada wilayah tertentu saja. Semiotika pada teori ini menganggap bahwa tanda akan dapat dipahami apabila ada hubungannya dengan tanda yang lain.
C.c. Paradigmatic
pada teori ini tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. mengungkapkan bahwa sebuah komunikasi terjadi apabila terjadi kontak antara adresser (asal) dan adressee (tujuan).Makna yang disampaikan adresser harus berbentuk sebuah kode (code) sehingga adresser harus melakukan encode terhadap makna tersebut agar menjadi kode. Kemudian kode ini akan diterima adresse dengan melakukan decode. Proses coding Konteks budaya menjadi satu acuan yang tidak bisa dilepaskan begitu saja . Pria berkuda yang memberikan memiliki konotasi kejantanan, kegagahan belum tentu sesuai dengan konteks budaya suatu kelompok masyarakat tertentu.
2. TRADISI FENOMENOLOGI
A. Apa Itu Fenomenologi
Inti tradisi fenomenologi adalah mengamati kehidupan dalam keseharian dalam suasana yang alamiah. Tradisi fenomenologi dapat menjelaskan tentang khalayak dalam berinteraksi dengan media. Demikian pula bagaimana proses yang berlangsung dalam diri khalayak.. Kajian tentang proses resepti (reception studies) yang berlangsung dalam diri khalayak menjadi penting.Pendekatan etnografi komunikasi menjadi penting diterapkan dalam tradisi ini.
B. Dasar Pemikiran Tradisi Fenomenologi
Ada tiga prisnsip dasar dari fenomenologi menurut Stanley Deetz yang pertama adalah pengetahuan adalah kesengajaan makasudnya pengetahuan bukanlah didapat dari pengalaman akan tetapi didapat dari bagaimana menjadikan pengalaman tersebut menjadi sebuah pelajaran. Yang kedua berisi potensi dari diri. Yang ketiga adalah bahasa adalah kendaraan dari pikirian.
C. Varian dari Tradisi Fenomenologi
kajian fenomenologi terbagi menajdi tiga bagian yaitu : (1) fenomenologi Klasik (2) Fenomenologi Persepsi dan (3) Hermenetik fenomnelogi.
C.a. Fenomonelogi Klasik
dipelopori oleh Edmund Husserl penemu Fenomenologi Modern Husserl percaya kebenaran hanya bisa didapatkan melalui pengarahan pengalaman, tapi kita harus bagaimana pengalaman kita bekerja. Dengan kata lain kesadaran akan pengalaman dari setiap individu adalah jalur yang tepat untuk memahami realitas. Hanya melaui kesadaran dan perhatian maka kebenaran dapat diketahui. Bagaimanapun kita harus mengesampingkan penyimpangan kita. Kita harus mengesampingkan segala pemikiran dan kebiasaan untuk melihat pengalaman lain untuk dapat mengetahui sebuah kenyataan. Pada alur ini dunia hadir dengan sendirinya dalam alam sadar kita. Dalam artian menurut husser kita dapat memaknai suatu pengalaman secara objektif dengan tanpa membawa pemahaman kita sebelumnya terhadap pengalaman itu dalam artian kita harus objektif.
C.b. Fenomenologi
Persepsi berlawanan dengan Husser yang membatasi fenomenologi pada objektivitas marleu ponty menjelaskan manusia adalah kesatuan dari mental dan fisik yang mengartikan atau mempersepsikan dunia. kita mengetahui berbagai hal hanya melalui hubungan kita ke berbagai hal tersebut. Sebagaimana pada umumnya manusia, kita dipengaruhi oleh dunia akan tetapi kita juga mempengaruhi dunia terhadap pengalaman tersebut.
berbagai hal tidak bertahan dan berdiri sendiri terlepas dari bagaimana mereka dikenal. melainkan orang-orang memberi arti kepada berbagai hal di dunia, dan pengalaman fenomenologi adalah suatun hal yang subjective.
berbagai hal tidak bertahan dan berdiri sendiri terlepas dari bagaimana mereka dikenal. melainkan orang-orang memberi arti kepada berbagai hal di dunia, dan pengalaman fenomenologi adalah suatun hal yang subjective.
C.c. Fenomenologi
Hermeneutik aliran ini selalu dihubungkan dengan Martin Heidegger dengan landasan filosofis yang juga biasa disebut dengan Hermeneutic of dasein yang berarti suatu “interpretasi untuk menjadi”. Yang paling utama bagi Heidegger adalah pengalaman tak dapat terjadi dengan memperhatikan dunia. Menurut Heidegger pengalaman sesuatu tak dapat diketahui melalui analisa yang mendalam melainkan pengalaman seseorang yang mana diciptakan dengan penggunaan bahasa dalam keseharian. Apa yang nyata dan apa yang yang sekedar pengalaman melalui penggunaan bahasa.
3. TRADISI CYBERNETIC
A. Apa Itu Cybernetic
Tradisi cybernetic berangkat dari teori sistim yang memandang terdapatnya suatu hubungan yang saling menggantungkan dalam unsur atau komponen yang ada dalam sistim. Hal lain yang penting adalah sistim dipahami sebagai suatu sistim yang bersifat terbuka sehingga perkembangan dan dinamika yang terjadi dilingkungan akan diproses didalam internal sistim.
B। Dasar Pemikiran Tradisi Cybernetic
3. TRADISI CYBERNETIC
A. Apa Itu Cybernetic
Tradisi cybernetic berangkat dari teori sistim yang memandang terdapatnya suatu hubungan yang saling menggantungkan dalam unsur atau komponen yang ada dalam sistim. Hal lain yang penting adalah sistim dipahami sebagai suatu sistim yang bersifat terbuka sehingga perkembangan dan dinamika yang terjadi dilingkungan akan diproses didalam internal sistim.
B। Dasar Pemikiran Tradisi Cybernetic
Teori informasi berada dalam kontek ini. Demikian pula konsep feedback menjadi penting dalam hal ini. Perkembangannya dapat pula disebut teori-teori yang dikembangkan dari teori informasi .
teori ini mengagumkan sangat padu dan konsisten, dan mempunyai suatu dampak yang utama pada banyak bidang, yang mencakup tentang komunikasi. pada sistem banyak berkaitan dengan komputer dan mesin, pikiran manusia dan kehidupan sosial manusia dapat dipahami dengan penggunaan system ini secara baik. Seperti hasilnya Tradisi Cybernetic tidak hanya berimplikasi pada perkembangan teknolig informasi akan tetapi juga pada ilmu sosial dan ilmu komunikasi.
C. Varian Tradisi Cybernetic
Kita mengenal ada tiga macam Teorin dalam Tradisi Cybernetic yaitu Basic System Theory, General System Theory dan second order Cybernetic.
C.a. Basic System Theory : ini adalah fromat dasar , pendekatan ini melukiskan seperti sebuah struktur yang nyata dan bisa di analisa dan diamati dari luar. Dengan kata lain kita dapat melihat bagian dari system dan bagaimana mereka saling berhubungan. Kita dapat mengamati secara obyektif mengukur antara bagian dari system dan kita dapat mendeteksi input maupun output dari system. Lebih lanjut mengoperasikan atau memanipulasi system dengan mengganti input dan tanpa keahlian karena semua diproses melalui mesin. sebagai alat bantu bagi bagi para professional seperti system analyst, konusltan manajemen, dan system designer telah membangun sebuah system analisa dan mengembangkannya.
C.b. General System Theory teori ini diformulasikan oleh Ludwig Von Bertalanffy seorang biologist. Bertalanffy menggunakan GST sebagai sarana pendekatan multidisiplin kepada ilmu pengetahuan. System ini menggunakan prinsip untuk melihat bagaiaman sesuatu pada banyak bidang yang berbeda menjadi selaras antara satu dengan yang lain. Pembentukan sebuah kosa kata untuk mengkomunikasikan lintas disiplin ilmu.
C.c. Second Order Cybernetic dikembangkan sebagai sebuah alternative dari dua tradisi Cybernetic sebelumnya. Second order Cybernetic membuat pengamat tak dapat melihat bagaimana sebuah system bekerja di luar dengan sendirinya dikarenakan pengamat selalu ditautkann dengan system yang menjadi pengamatannya. Melalui perspektif ini kapanpun kita mengamati system ini maka kita akan saling mempengaruhi. Karena hal ini memperlihatkan bagaimana sebuah pengetahuan sebuah produk menjerat antara yang mengetahui dan yang diketahui.
4. TRADISI PSIKOLOGI SOSIAL
A. Apa Itu Psikologi Sosial
Berangkat dari Ilmu Psikologi terutama aliran behavioral. Psikologi Sosial memberi perhatian akan pentingnya interaksi yang mempengaruhi proses mental dalam diri individu. Aktivitas komunikasi merupakan salah satu fenomena psikologi sosial seperti pengaruh media massa, propaganda, atau komunikasi antar personal lain.
B. Dasar Pemikiran Tradisi Psikologi Sosial
Pendekatan psikologi sosial memberi perhatian terhadap aspek diri manusia. Proses komunikasi manusia merupakan proses yang berlangsung dalam diri manusia. Selanjutnya dalam komunikasi antar personal juga akan banyak dijelaskan dengan teori-teori dari tradisi psikologi sosial. Misalkan manusia dalam membuat suatu pesan dilatari faktor-faktor tertentu seperti motiv, kebutuhan, dan sebagainya. Demikian pula terlibatnya faktor prasangka, streotip, skema pemikiran, dan sebagainya yang mempengaruhi dalam komunikasi antar personal. Beberapa konsep penting disini dapat disebutkan seperti judgement, prejudice, anxienty, dan sebagainya.
teori ini mengagumkan sangat padu dan konsisten, dan mempunyai suatu dampak yang utama pada banyak bidang, yang mencakup tentang komunikasi. pada sistem banyak berkaitan dengan komputer dan mesin, pikiran manusia dan kehidupan sosial manusia dapat dipahami dengan penggunaan system ini secara baik. Seperti hasilnya Tradisi Cybernetic tidak hanya berimplikasi pada perkembangan teknolig informasi akan tetapi juga pada ilmu sosial dan ilmu komunikasi.
C. Varian Tradisi Cybernetic
Kita mengenal ada tiga macam Teorin dalam Tradisi Cybernetic yaitu Basic System Theory, General System Theory dan second order Cybernetic.
C.a. Basic System Theory : ini adalah fromat dasar , pendekatan ini melukiskan seperti sebuah struktur yang nyata dan bisa di analisa dan diamati dari luar. Dengan kata lain kita dapat melihat bagian dari system dan bagaimana mereka saling berhubungan. Kita dapat mengamati secara obyektif mengukur antara bagian dari system dan kita dapat mendeteksi input maupun output dari system. Lebih lanjut mengoperasikan atau memanipulasi system dengan mengganti input dan tanpa keahlian karena semua diproses melalui mesin. sebagai alat bantu bagi bagi para professional seperti system analyst, konusltan manajemen, dan system designer telah membangun sebuah system analisa dan mengembangkannya.
C.b. General System Theory teori ini diformulasikan oleh Ludwig Von Bertalanffy seorang biologist. Bertalanffy menggunakan GST sebagai sarana pendekatan multidisiplin kepada ilmu pengetahuan. System ini menggunakan prinsip untuk melihat bagaiaman sesuatu pada banyak bidang yang berbeda menjadi selaras antara satu dengan yang lain. Pembentukan sebuah kosa kata untuk mengkomunikasikan lintas disiplin ilmu.
C.c. Second Order Cybernetic dikembangkan sebagai sebuah alternative dari dua tradisi Cybernetic sebelumnya. Second order Cybernetic membuat pengamat tak dapat melihat bagaimana sebuah system bekerja di luar dengan sendirinya dikarenakan pengamat selalu ditautkann dengan system yang menjadi pengamatannya. Melalui perspektif ini kapanpun kita mengamati system ini maka kita akan saling mempengaruhi. Karena hal ini memperlihatkan bagaimana sebuah pengetahuan sebuah produk menjerat antara yang mengetahui dan yang diketahui.
4. TRADISI PSIKOLOGI SOSIAL
A. Apa Itu Psikologi Sosial
Berangkat dari Ilmu Psikologi terutama aliran behavioral. Psikologi Sosial memberi perhatian akan pentingnya interaksi yang mempengaruhi proses mental dalam diri individu. Aktivitas komunikasi merupakan salah satu fenomena psikologi sosial seperti pengaruh media massa, propaganda, atau komunikasi antar personal lain.
B. Dasar Pemikiran Tradisi Psikologi Sosial
Pendekatan psikologi sosial memberi perhatian terhadap aspek diri manusia. Proses komunikasi manusia merupakan proses yang berlangsung dalam diri manusia. Selanjutnya dalam komunikasi antar personal juga akan banyak dijelaskan dengan teori-teori dari tradisi psikologi sosial. Misalkan manusia dalam membuat suatu pesan dilatari faktor-faktor tertentu seperti motiv, kebutuhan, dan sebagainya. Demikian pula terlibatnya faktor prasangka, streotip, skema pemikiran, dan sebagainya yang mempengaruhi dalam komunikasi antar personal. Beberapa konsep penting disini dapat disebutkan seperti judgement, prejudice, anxienty, dan sebagainya.
d. Varian Tradisi Psikologi Sosial
Tradisi Psikologi sosial dapat dibedakan menjadi tiga cabang yaitu : (1) Behavioral (2) Koginitif (3) Bilogikal
D.a. Behavioral
Tradisi Psikologi sosial dapat dibedakan menjadi tiga cabang yaitu : (1) Behavioral (2) Koginitif (3) Bilogikal
D.a. Behavioral
pada cabang ini kita dapat melihat bagaimana orang
bertindak dalam sebuah stuasi komunikasi. Tipikal dari teori ini adalah kepada hubungan apa yang kita katakana dan apa yang kita lakukan.
bertindak dalam sebuah stuasi komunikasi. Tipikal dari teori ini adalah kepada hubungan apa yang kita katakana dan apa yang kita lakukan.
d.b. Koginitif
cabang ini cukp banyak digunakan saat ini berpusat pada pola pemikiran cabang ini berkonsentrasi pada bagaimana individu memperoleh, menyimpan dan memproses informasi dengan cara yang arah tingkah laku yang keluar . dengan kata lain apa yang kamu lakukan dalam berkomunikasi tidak hanya tergantung pada stimulus response tapi juga proses mental untuk memaknai suatu informasi.
C.c. kemudian biological
cabang ini berupaya mempelajari manusia dari sisi Biologikalnya
A. Apa Itu Tradisi Sosial Budaya
Tradisi sosial budaya berangkat dari kajian antropologi. Bahwa komunikasi berlangsung dalam kontek budaya tertentu karenanya komunikasi dipengaruhi dan mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat. Konsep kebudayaan yang dirumuskan Clifford Geertz tentu saja menjadi penting. Media massa, atau individu ketika melakukan aktivitas komunikasi ikut ditentukan faktor-faktor situasional tertentu.
B. Dasar Pemikiran Tradisi Sosial Budaya
Pendekatan interaksi simbolik, konstruktivisme merupakan hal yang penting disini. Interaksi simbolik menekankan pada bagaimana manusia aktif melakukan terhadap realitas yang dihadapi. Hal ini dapat membantu menjelaskan dalam proses komunikasi antar personal. Sedangkan konstruktivisme menekankan pada proses pembentukan realitas secara simbolik. Maka komunikasi baik bermedia maupun antar pribadi sesungguhnya dapat dilihat sebagai proses pembentukan realitas.
C. Varian Tradisi Sosial Budaya
Seperti halnya semua tradisi tradisi sosial budaya memiliki 3 varian yaitu Interaksi symbolic, kontruksionis, dan sosial lingustik.
C.a. Interaksi symbolic
merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam ilmu sosiologi oleh George Herbert Mead dan ZHerbert Blumer yang menekankan pentingnya pengamatan dalam studi komunikasi sebagai cara untuk dari menyelidiki hubungan sosial. gagasan dasar dari teori ini diadopsi dan ditekuni oleh banyak ilmuwan social dan saat ini disatukan dalam bidang studi kelompok, emosi, diri, politik, dan struktur sosial
C.b. Konstruksi Sosial
pada cabang ini menginvestigasi bagaimana pengetahuan manusia dikosntruksi melalui interaksi sosial. Identitas dari sesuatu dihasilkan dari bagaimana kita membicarakan suatu objek , bahasa yang digunakan untuk menampung konsep kita dengan cara di mana group sosial berorientasi pada pengalaman mereka.
C.c. Sosial Linguistik
C.c. Sosial Linguistik
Ludwig Wittgenstein seorang filosof Jerman memulai perkerjaan ini dengan mengusulkan bahwa arti dari bahasa tergantung pada penggunaannya. bahasa, yang digunakan dalam hidup sehari hari., bahasa adalah suatu permainan sebab orang-orang mengikuti aturan untuk berbuat berbagai hal dengan bahasa.
6. TRADISI KRITIS
A. Apa Itu Tradisi Kritis
Tradisi ini tampak kental dengan pembelaan terhadap kalangan yang lemah. Komunikasi diharapkan berperan dalam proses transformasi masyarakat yang lemah.
B. Dasar Pemikiran Tradisi Kritis
Tradisi ini berangkat dari asumi teori-teori kritis yang memperhatikan terdapatnya kesenjangan di dalam masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari sudut kritis.Bahwa komunikasi disatu sisi telah ditandai dengan proses dominasi oleh kelompok yang kuat atas kelompok masyarakat yang lemah. Pada sisi lain, aktifitas komunikasi mestinya menjadi proses artikulasi bagi kepentingan kelompok masyarakat yang lemah. Bahwa paradigma ini disatu sisi tergolong positivistik karena bersifat empiris mengenai realitas yang tersusun atas kelompok berkuasa dan kelompok yang dikuasai. Pada sisi lain, paradigma kritis tidak bersifat objektif sebagaimana prasyarat dalam paradigma positivistik. Paradigma kritis sedari awal melakukan keberpihakan terhadap kalangan yang dikuasai. Ini yang disebut ilmuwan tidak hanya menjadi pengamat tetapi juga terlibat dalam melakukan emansipasi terhadap kalangan yang lemah itu.
C. Varian Tradisi Kritis
Tradisi Kritis diawali oleh friedich engels dan karl marx . marxisme merupakan peletak dasar dari tradisi kritis ini . Marx mengajarkan bahwa ekonomi merupakan dasar dari segala struktur sosial. Dan menganggap kapitalis merupakan penindasan terhadap buruh dan kelas pekerja. Maka dari itu theory marx disebut sebagai kritik dari politik dan ekonomi.
C.a. Kritik Politik ekonomi pandangan ini merupakan revisi terhadap Marxisme yang dinilai terlalu menyederhanakan realitas kedalam dua kubu yaitu kalangan penguasa dan kalangan tertindas berdasarkan kepentingan ekonomi. Sebaliknya, mereka yang mencoba tetap
menggunakan asumsi Marxist namun memandang bahwa dalam realitas sosial yang komplek sesungguhnya terjadi pertarungan ideologi.
C.b. aliran Frankfurt mengarah kepada filosof jerman, sosiologis, dan pakar
ekonomi. Frankfurt school merupakan yang mulai memeprkenalkan tradisi kritis dalam ilmu sosial. Aliran ini memperkenalkan bahwa aliran kritis . dalam rangka mempromosikan suatu filosofi sosial teori kritis mampu menawarkan suatu interkoneksi dan pengujian yang menyeluruh perubahan bentuk dari masyarakat, kultur ekonomi, dan kesadaran.
C.c. Posmodernisme merupakan masa setelah modernisme. Ditandai dengan
sifat relativitas, tidak ada standarisasi nilai, menolak pengetahuan yang sudah jadi dan dianggap sebagai sesuatu yang sakral (grand narative). Menghargai hal-hal yang lokal, keunikan, dan semacamnya.
C.d. Cultural studies suatu ideologi yang mendominasi suatu kultur tetapi
memusatkan pada perubahan sosial dari tempat yang menguntungkan dari kultur itu sendiri.
C.e. Post strukturalis yakni pandangan yang memandang realitas merupakan sesuatu yang komplek dan selalu dalam proses sedang menjadi. Realitas tidak sebagaimana pandangan kalangan strukturalis yang melihat sudah bersifat teratur, tertata, dan terstruktur. Realitas merupakan suatu proses pembentukan yang berlangsung terus menerus dengan melibatkan banyak kalangan dengan identitas masing-masing. Yang menonjol adalah terdapatnya proses artikulasi dari masing-masing kalangan.
C.f. Post Colonial mengacu pada semua kultur yang dipengaruhi oleh proses
imperial dari masa penjajahan sampai saat ini.
7. Tradisi Retorika
A. Apa Itu Tradisi Retorika
Tradisi retorika memberi perhatian pada aspek proses pembuatan pesan atau simbol. Prinsip utama disini adalah bagaimana menggunakan simbol yang tepat dalam menyampaikan maksud.
A. Apa Itu Tradisi Kritis
Tradisi ini tampak kental dengan pembelaan terhadap kalangan yang lemah. Komunikasi diharapkan berperan dalam proses transformasi masyarakat yang lemah.
B. Dasar Pemikiran Tradisi Kritis
Tradisi ini berangkat dari asumi teori-teori kritis yang memperhatikan terdapatnya kesenjangan di dalam masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari sudut kritis.Bahwa komunikasi disatu sisi telah ditandai dengan proses dominasi oleh kelompok yang kuat atas kelompok masyarakat yang lemah. Pada sisi lain, aktifitas komunikasi mestinya menjadi proses artikulasi bagi kepentingan kelompok masyarakat yang lemah. Bahwa paradigma ini disatu sisi tergolong positivistik karena bersifat empiris mengenai realitas yang tersusun atas kelompok berkuasa dan kelompok yang dikuasai. Pada sisi lain, paradigma kritis tidak bersifat objektif sebagaimana prasyarat dalam paradigma positivistik. Paradigma kritis sedari awal melakukan keberpihakan terhadap kalangan yang dikuasai. Ini yang disebut ilmuwan tidak hanya menjadi pengamat tetapi juga terlibat dalam melakukan emansipasi terhadap kalangan yang lemah itu.
C. Varian Tradisi Kritis
Tradisi Kritis diawali oleh friedich engels dan karl marx . marxisme merupakan peletak dasar dari tradisi kritis ini . Marx mengajarkan bahwa ekonomi merupakan dasar dari segala struktur sosial. Dan menganggap kapitalis merupakan penindasan terhadap buruh dan kelas pekerja. Maka dari itu theory marx disebut sebagai kritik dari politik dan ekonomi.
C.a. Kritik Politik ekonomi pandangan ini merupakan revisi terhadap Marxisme yang dinilai terlalu menyederhanakan realitas kedalam dua kubu yaitu kalangan penguasa dan kalangan tertindas berdasarkan kepentingan ekonomi. Sebaliknya, mereka yang mencoba tetap
menggunakan asumsi Marxist namun memandang bahwa dalam realitas sosial yang komplek sesungguhnya terjadi pertarungan ideologi.
C.b. aliran Frankfurt mengarah kepada filosof jerman, sosiologis, dan pakar
ekonomi. Frankfurt school merupakan yang mulai memeprkenalkan tradisi kritis dalam ilmu sosial. Aliran ini memperkenalkan bahwa aliran kritis . dalam rangka mempromosikan suatu filosofi sosial teori kritis mampu menawarkan suatu interkoneksi dan pengujian yang menyeluruh perubahan bentuk dari masyarakat, kultur ekonomi, dan kesadaran.
C.c. Posmodernisme merupakan masa setelah modernisme. Ditandai dengan
sifat relativitas, tidak ada standarisasi nilai, menolak pengetahuan yang sudah jadi dan dianggap sebagai sesuatu yang sakral (grand narative). Menghargai hal-hal yang lokal, keunikan, dan semacamnya.
C.d. Cultural studies suatu ideologi yang mendominasi suatu kultur tetapi
memusatkan pada perubahan sosial dari tempat yang menguntungkan dari kultur itu sendiri.
C.e. Post strukturalis yakni pandangan yang memandang realitas merupakan sesuatu yang komplek dan selalu dalam proses sedang menjadi. Realitas tidak sebagaimana pandangan kalangan strukturalis yang melihat sudah bersifat teratur, tertata, dan terstruktur. Realitas merupakan suatu proses pembentukan yang berlangsung terus menerus dengan melibatkan banyak kalangan dengan identitas masing-masing. Yang menonjol adalah terdapatnya proses artikulasi dari masing-masing kalangan.
C.f. Post Colonial mengacu pada semua kultur yang dipengaruhi oleh proses
imperial dari masa penjajahan sampai saat ini.
7. Tradisi Retorika
A. Apa Itu Tradisi Retorika
Tradisi retorika memberi perhatian pada aspek proses pembuatan pesan atau simbol. Prinsip utama disini adalah bagaimana menggunakan simbol yang tepat dalam menyampaikan maksud.
B। Dasar Pemikiran retorika
Tradisi retorika berpusat pada lima pengaturan atau lebih dikenal dengan five canon of rhetoric yang mencakup Penemuan, pengaturan gaya, penyerahan dan memori.
Penemuan yang dimaksud di sini adalah mengacu pada konsepsi pada konsepsiluasisasi sebuah proses melalui pemaknaan pada data melalui interprestasi, pada sebuah pengakuan dari sebuah fakta yang tidak dapat dengan mudah kita hadirkan tapi kita menginterpretasikan sesuai khalayak yang kita hadapi dalam artian kita menyesuaikan apa yang kita bicarakan sesuai dengan khalayak yang kita hadapi.
Pengaturan adalah sebuah proses untuk mengatur symbol-symbol mengatur penyampaian dalam hubungannya dengan orang, dengan melibatkan konteks dan symbol. Gaya sangat diutamakan dalam teori ini.
Penyerahan Tradisi menjadikan symbol sebagai sarana untuk mempengaruhi mencakup pemilihan bahasa nonverbal dalam berbicara, menulis, atau menyampaikan suatu pesan.
Pengingatan tidak lagi pada pengingatan yang sederhana dalam berbicara tetapi pengingatan keseluruhan merupakan cara jitu dalam mempengaruhi dan memproses suatau informasi.
C. Varian Tradisi Semiotika
Retorika diartikan berbeda pada setiap zaman kita mengenal ada tujuh masa perkembangan dari retorika yaitu, klasik, abad pertengahan, masa renaissance, penerangan , kontemporer dan post modern.
C.a. Era Klasik didominasi oleh aliran seni dalam berbicara kaum sophist
sebagai pelopor aliran ini berkeliling mengajarkan retorika tentang bagaimana berargumen dan memenangkan sebuah kasus pada masa awal di mana retorika baru diperkenalkan. Plato sangat tidak menyukai aliran sophist ini dan menjuluki kaum sophis ini karena mereka berorientasi bagaimana menang dalam berdebat karena menurut plato yang nota bene beraliran filosof bahwa retorika digunakan untuk alat berdialog untuk mencapai kebenaran yang absolute.
C.b. Abad Pertengahan study tentang retorika berfokus pada pengaturan
gaya . namun retorika pada abad pertengahan dicela sebab dianggap sebagai ilmu kaum penyembah berhala dan tidak perlu dipelajari sebab agama Kristen dapat memperlihatkan kebenarannya dengan sendiri. Pada abad ini bisa dikata sebagai the end of retorika. Sebelum agustine seorang guru retorika mengatakan dalam buku doktrin Kristen bahwa retorika dibutuhkan bagi seorang pendeta untuk dapat menerangkan retorika dan menyenangkan umatnya.
C.c. Renaissance masa ini dianggap sebagai kelahiran kembali retorika
sebagai suatu seni. Para sarjana humanis member perhatian dan concern pada semua aspek untuk kemanusiaan, penelitian kembali text-text retorika klasik dalam rangka memahami manusia.
C.d. Abad Pencerahan selama masa ini para pemikir seperti Rene Descartes
dalam rangka menentukan apa yang bisa disebut sebagai suatu yang absolute dan objective pada pikiran manusia। Francis Bacon mengatakan retorika menggerakkan imajinasi pada pergerakan yang lebih baik. Logika atau pengetahuan merupakan bagian dari bahasa , dan retorika menjadi sarana untuk mengetahui suatu atau menyampaikan suatu kebenaran. Hal ini menjadikan retorika kembali menjadi citra yang baik seperti saat ini.
Penemuan yang dimaksud di sini adalah mengacu pada konsepsi pada konsepsiluasisasi sebuah proses melalui pemaknaan pada data melalui interprestasi, pada sebuah pengakuan dari sebuah fakta yang tidak dapat dengan mudah kita hadirkan tapi kita menginterpretasikan sesuai khalayak yang kita hadapi dalam artian kita menyesuaikan apa yang kita bicarakan sesuai dengan khalayak yang kita hadapi.
Pengaturan adalah sebuah proses untuk mengatur symbol-symbol mengatur penyampaian dalam hubungannya dengan orang, dengan melibatkan konteks dan symbol. Gaya sangat diutamakan dalam teori ini.
Penyerahan Tradisi menjadikan symbol sebagai sarana untuk mempengaruhi mencakup pemilihan bahasa nonverbal dalam berbicara, menulis, atau menyampaikan suatu pesan.
Pengingatan tidak lagi pada pengingatan yang sederhana dalam berbicara tetapi pengingatan keseluruhan merupakan cara jitu dalam mempengaruhi dan memproses suatau informasi.
C. Varian Tradisi Semiotika
Retorika diartikan berbeda pada setiap zaman kita mengenal ada tujuh masa perkembangan dari retorika yaitu, klasik, abad pertengahan, masa renaissance, penerangan , kontemporer dan post modern.
C.a. Era Klasik didominasi oleh aliran seni dalam berbicara kaum sophist
sebagai pelopor aliran ini berkeliling mengajarkan retorika tentang bagaimana berargumen dan memenangkan sebuah kasus pada masa awal di mana retorika baru diperkenalkan. Plato sangat tidak menyukai aliran sophist ini dan menjuluki kaum sophis ini karena mereka berorientasi bagaimana menang dalam berdebat karena menurut plato yang nota bene beraliran filosof bahwa retorika digunakan untuk alat berdialog untuk mencapai kebenaran yang absolute.
C.b. Abad Pertengahan study tentang retorika berfokus pada pengaturan
gaya . namun retorika pada abad pertengahan dicela sebab dianggap sebagai ilmu kaum penyembah berhala dan tidak perlu dipelajari sebab agama Kristen dapat memperlihatkan kebenarannya dengan sendiri. Pada abad ini bisa dikata sebagai the end of retorika. Sebelum agustine seorang guru retorika mengatakan dalam buku doktrin Kristen bahwa retorika dibutuhkan bagi seorang pendeta untuk dapat menerangkan retorika dan menyenangkan umatnya.
C.c. Renaissance masa ini dianggap sebagai kelahiran kembali retorika
sebagai suatu seni. Para sarjana humanis member perhatian dan concern pada semua aspek untuk kemanusiaan, penelitian kembali text-text retorika klasik dalam rangka memahami manusia.
C.d. Abad Pencerahan selama masa ini para pemikir seperti Rene Descartes
dalam rangka menentukan apa yang bisa disebut sebagai suatu yang absolute dan objective pada pikiran manusia। Francis Bacon mengatakan retorika menggerakkan imajinasi pada pergerakan yang lebih baik. Logika atau pengetahuan merupakan bagian dari bahasa , dan retorika menjadi sarana untuk mengetahui suatu atau menyampaikan suatu kebenaran. Hal ini menjadikan retorika kembali menjadi citra yang baik seperti saat ini.
C।c. Pada masa Retorika kontemporer diringi dengan tumbuhnya minat retorika seperti jumlah dan macam symbol meningkat. Apalagi dengan kehadiran media massa maka penyampaian pesan disampaiakn secara visual dan verbal.
C.e. Retorika Postmodern tidak lagi berpaku pada gaya retorika yang dikembangkan oleh barat dia menyesuaikan retorika sesuai dengan budaya tempat di mana pesan disampaikan. Aliran ini merupakan alternative yang dimulai dari asumsi yang berbeda, nilai nilai acuan yang berbeda, untuk menghasilkan suatu retorika yang berbeda pula.