Jumat, 09 Mei 2008

DEFENISI KOMUNIKASI POLITIK DAN SEJARAHNYA

Defenisi komunikasi politik menurut beberapa pakar; menurut beberapa bahan yang saya temukan maka ada banyak pendapat tentang apakah Komunikasi politik itu, :
Blake dan Haroldsen (1975) menggolongkan Ilmu Komunikasi Politik sebagai suatu bentuk komunikasi di samping Sembilan bentuk lain yaitu : Komunikasi Intra Pribadi, Komunikasi Organisasional, rumor, Komunikasi Massa, Komunikasi Media Massa, Telekomunikasi dan Komunikasi Non verbal
Fagen (1966) dalam bukunya Politics and communication Boston: Little Brown Company mendefenisikan lain dia mengatakan bahwa : Komunikasi Politik sebagai segala komunikasi yang terjadi dalam suatu system komunikasi politik dan anatara system tersebut dengan lingkungannya, cakupannya meliputi studi mengenai jaringan komunikasi (Organisasi, Kelompok Media Massa, dan saluran saluran Khusus) dan determinan sosial ekonomi dari pola pola komunikasi yang ada pada system yang dimaksud.

Mueller (1973) merumuskan komunikasi politik sebagai suatu “hasil komunikasi yang bersifat politik (politik outcomes) dari kelas sosial pola bahasa dan pola sosialisasi.

Menurut Galnor (1980) komuniksi politik merupakan infra struktur politik ; yakni suatu komunikasi dari berbagai interaksi sosial di mana informasi yang berkaitan dengan usaha bersam dan hubungan kekuasaan masuk ke dalam peredaran.

Sedangkan komunikasi politik menurut Almond dan Powell (1966)komunikasi politik sebagai suatu system yang mendasar (basic function key) dengan konsekuensi yang banyak untuk pemeliharaan ataupun perubahan dalam kebudayaan politik dan struktur politik.

Adapun komunikasi politik menurut saya adalah :

  • Komunikasi politik merupakan proses penyampaikan pesan politik tertentu kepada audiens atau sasaran yang sudah diidentifikasi secara luas dengan menggunakan banyak cara dan saluran yang kesemunya bertujuan untuk menghasilkan efek : diketahui, dikenal, disukai dan dipilih.

Perkembangan sejarah Ilmu Komunikasi Politik :
Pada dasarnya Komunikasi politik merupakan gabungan dari dua ilmu yang sama sama berasal dari Tradisi ilmu sosial yaitu Ilmu komunikasi dan politik yang mana dalam perkembangnnya tak dapat dinafikkan bahwa di dalam ranah politik proses komunikasi menempati posisi yang penting.
Dengan pendekatan komunikasi dapat membantu memberikan pandangan yang mendalam dan lebih halus mengenai perilaku politik (Pye 1963)
Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan Komunikasi politik tak lepas dari peranan dari beberapa tokoh di antarnya adalah :

Harold D. Lassweel (1902-1980) semasa hayatnya Lasswell banyak menulis buku yang mencakup bidang politik dan komunikasi di antara karyanya paling terkenal ialah The structure and Functions of communication society di mana di situ ia mengajukan sebuah rumus yang sangat banyak dipakai oleh mereka yang berkecimpung dalam dunia ilmu Komunikasi yaitu ; Who says what, to whom, with what channel and with what effect. Pengaruh rumus ini dalam para pengkaji ilmu politik hingga kini masih dapat terlihat yang kemudian dikenal sebagai Lasswellian framework dan juga salah satu karya dari Lasswell yaitu : politics : who gets what, when, how dipengaruhi oleh rumus ini juga.
Tokoh lain yang tak kalah pentingnya adalah Ithiel seSola Pool, V.O. Key dan Gabriel A. Almond yang juga merupakan Murid dari Lasswell.

Pool (1917-1984) adalah seorang Profesor dan pernah mengepalai Department ilmu politik dan direktur program Riset mengenai Komunikasi Internasional di Massachussetts Institute of tehnology (MIT) ia juga pernah menjabat direktur proyek penelitian komunikasi pada Hoover Institute, Stanford University karya –karyanya yang dianngap penting dalam kajian komunikasi politik adalah : The People look at educational television; candidates, issues and strategies : a computer simulation 1960 election campaign dan Trends in Content analysis.
Key adalah tokoh yang mempertemukan pembahasan komunikasi dan disiplin ilmu politik melalui bukunya Public opinion and democracy (New York : Alfred A. Knopf , 1961) di situ ia membentangkan bagaimana berautnya prinsip prinsip komunikasi dengan suatu system politik demokratis.
Almond adalah Professor Ilmu Politik di Stanford University ia merupakan penyumbang yang bermakna dalam rangka pemahaman komunikasi Politik dalam suatu system politik melalui tulisannya bersama dengan Tokoh lain seperti Coleman (1960) Verba (1966) , Powell (1963 dan 1978) ia telah meletakkan dasar dasar konseptual untuk menganalisis dan memahami fungsi komunikasi dalam tatanan suatu system politik.
Kemudian Pye merupakan tokoh yang patut dicatat sebagai pelopor dalam menjembatani pemahaman komunikasi dalam konteks pembangunan politik. Karyanya yang terkenal adalah : Communication and Political Development, (Princeton University Press , 1963) dan Communication and Political Power in Indonesia (sebagai Editior bersama dengan Karl D. Jackson; Berkeley. CA : University of California Press , 1978) yang merupakan batu tapal yang penting dalam perjanalan pengkajian komunikasi politik.
Selain itu beberapa tokoh di tas di bawah ini terdapat beberapa tokoh sejak zaman Yunani yang tak dapat dikesampingkan sumbangsih dalam perkembangan Komunikasi Politik melalui karya karyanya yaitu :
Gorgias oleh Plato yang membahas masalah moralitas dalam propaganda; Rhetoric oleh Aristoteles, dan System of logic oleh John Stuart Mill (1946) yang menganalisis struktur suatu argumentasi yang persusasif; llau karya Lenin yakni what is to be done yang cukup banayk membahas peranan surat kabatr rusia dalam politik revolusioner di masa Bolshevik, , kemudian karya Milton , Areopagitica dan on liberty oleh Mill (1885) yang membahas efek sistemasi dibolehkannya kebebasan ekspresi dalam komunikasi. Selanjutnya Dicey (1905) yaitu The development of law opinion in England in the nineteenth century yang mengkaji efek dari konteks ideology terhdap tindakan politik. Tremasuk pula german ideology oleh Marx (1832) ; reflection on Violence oleh Sorel serta The Mind and Society Oleh Pareto yang membedakan fungsi sosial dengan nilai hakikat kepercayaan.

Perkembangan Komunikasi Politik Kontemporer
Minat terhadap pertautan antara komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Kajian sistematik mengenai hal ini telah dimulai sejak karya karya kaum sophist dan pandangan pandangan yang dikemukakan oleh Aristoteles dalam karyanya Politics and Rhtoric dan melangkah ke depan lagi warisan komunikasi politik haruslah mencatat karya karya klasik dalam hal bidang seni persuasi yang ditulis oleh Sun Tzu, St. Thomas Aquinas, Shakespeare, Machivelli dan lain lain.

Dari filsafat lahirlah aliran aliran pemikiran yang bersifat eksistensial, fenomenistik, yang menghasilkan penekanan penekanan pada teori kritikal dalam komunikasi politik. Secara keseluruhan, diikat oleh sumber sumber subtansif yang beraneka, terdapat unsur unsur yang memberikan suatau karakter disiplin yang distink bagi kajian komunikasi politik.

Menurut Nimmo dan sanders (1981) tumbuhnya komunikasim politik sebagai suatu bidang yang bersifat lintas disiplin dapat ditelusuri sejak tahun 1950-an. Sebagaimana yang dikemukakannya bahwa pada tahun 1956 adalah merupakan usaha yang pertam untuk menampilkan “ Komunikasi Politik” sebagai salah satu dari tiga proses Intervening (yang dua lagi adalah : kepemimpinan Politik dan struktur kelompok) yang mana pengaruh politik dimobilisasikan dan ditransmisikan antara lembaga pemerintahan formal di satu pihak, dengan perilaku voting warga di lain pihak.
Namun Nimmo menyayangkan bahwa penelitian penelitian komunikasi politik sangatlah ketinggalan dibanding dengan penelitian di bidang bidang ilmu sosial yang lain. Pernyataan yang diungkapkan oleh Nimmo dapat dipandang sebagai suatu yang bersifat instruktif dan profetik. Pertama karena hal itu telah mengangkat komunikasi politik sebagai suatu lapangan ilmu sosial yang subtansif. Kedua bahwasanya ilmu komunikasi politik merupakan suatu ilmu yang terbelakang. Dan yang ketiga pernyataan tersebut telah merumuskan framing dari lapangan komunikasi politik , yakni sebagai suatu proses intervening antara institusi pemerintahan yang formal dengan perilaku voting warga Negara.
Dan saat ini tentunya komunikasi politik bukan lagi merupakan suatu ilmu yang ketinggalan dia telah mengejewantah menjadi suatu bidang studi yang lebih subtansif dan merupakan suatu bidang disiplin ilmu yang terus tumbuh dan bidang cakupannya semakin meluas. Kritik yang ditujukan bagi penelitian di bidang komunikasi politik di masa lampau yang menyatakan bahwa penelitian di bidang ini cukup banayk ketinggalan dibanding dengan penelitian di bidang ilmu sosial lainnya, mulai terbantahkan.

Pengajaran komunikasi politik
Di masa lampau jarang sekali ada mata kuliah yang mengajarkan komunikasi politik baik sebagai suatu subjek yang berdiri sendiri maupun yang yang diliput dalam mata kuliah lain. Namun Pada tahun 1973 International communication Association secara formal mengakui komunikasi politik sebagai suatu bidang kajian pengajaran, dan penelitian yang distinktif yang melintasi batas batas beberapa disiplin akademis dan menegakkan divisi komunikasi politik dalam organisai tersebut.
Dengan disajikannya kuliah komunikasi politik sebagai suatu subyek spesialisasi, maka tumbuh pula paduan paduan bibilografis dan buku buku untuk keperluan tersebut. Sebagai contoh, publikasi American political science Association yang khusus mengkonsentrasikann diri pada bidang pengajaran komunikasi politik, News For teachers of political science telah mempublikasikan sejumlah artikel yang menggambarkan hasil hasil survey mengenai jenis kuliah komunikasi politik yang disajikan berikut bahan bahan yang digunakannya. Demikian pula dengan kerangka kuliah mengenai politik amerika dan media massa.

LINGKUP KAJIAN KOMUNIKASI POLITIK
Yang menjadi key areas of inquiry dari komunikasi politik di antaranya adalah : Analisis retorika, analisis propaganda, riser perubahan sikap dan mental , studi pemberian suara, studi hubungan pemerintah dan media pemberitaan, analisis system dan fungsional, dan perubahan teknologis.

Analisis Propaganda
Analisis propaganda ini dimulai ketika pecahnya perang dunia I dan berlanjut ketika perang dunia II pecah dan menghasilkan suatu focus kajian kembar yaitu : (a) mengenai motif motif komunikator dan (b) symbol symbol kuncim yang menjadi isi pesan. Keduanya menjadi kunci bagi siapa saja yang ingin mengkaji tentang “teknik teknik propaganda”

Studi Tentang Perubahan Sikap
Studi perubahan sikap ini selalu focus pada efek media massa bagi perubahan sikpa dan mental. Dalam hal ini pertama kali diuji cobakan kepada para prajurit perang dunia II yang menyaksikan film film tentang peperangan dan latihan Militer. Jadi studi tentang perubahan sikap lebih banyak memfokuskan diri pada kajian tentang pengaruh media massa terhadap perubahan sikap khalayak.

Studi Voting
Studi ini memfokuskan diri pada mengkaji hubungan antara komunikasi politik dengan perilaku voting. Yang beraneka ragam dan tergantung bagaimana para komunikator menggunakan media kampanye. Juga mengkaji bagaimana informasi menyebar melalui suatu kampanye, peran agenda setting media massa, dan bagaimana masyarakat mengkonstruksikan pandangan politi mereka. Singkatnya studi ini merupakan kajian tentang efek langsung komunikasi pada pemilih. Dan bagaimana pengaruh komunikasi terhadap para pemilih yang dihubungkan dengan tempat di mana komunikasi tersebut berlangsung.

Relations of Media and Government
Hubungan pers dan politik dan antara media pemberitaan dengan pemerintah, telah lama menjadi perhatian ilmu ini. Adapun perhatian mengenai hubungan antara pemerintah dan media dimulai pada abad 18 karena saat itu di inggris kekuatan dari pers telah hampir menyamai kekuatan dari pemerintah. Bahkan diyakini merupakan sebuah kekuatan yang tak terkendali dan membahayakan bagi pemerintah dan patut dicatat sebagai pilar ke empat dari demokrasi. (Edmund Burke)

Analisis Sistem Sistem dan Fungsional
Almond dan Coleman (1960) menekankan keharusan suatu analisis politik komparatif yang didasarkan pada cirri cirri kesamaan atau Common Properties dari system politik. Salah satu fungsi yang mereka tunjukkan adalah fungsi komunikasi politik. Mereka melihat bahwa semua fungsi yang ditampilkan dalam system politik diwujudkan melalui sarana komunikasi. Bagi

Perubahan Teknologis
Perkembangan teknologi media dalam hal ini perubahan dalam media cetakan dan majunya media elektronik juga berimplikasi pada perubahan gaya komunikasi politik. Tiga factor yang ditekankan dalam hal ini adalah : perubahan dalam difusi informasi politik, perkembangan teknik teknik kampanye professional dan meningkatnya kecanggihan teknologi riset.